

SUPPORT BY ;
Sejarah Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru
📌 Sejarah Terperinci Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru
1. Pembentukan Kota Banjarbaru (1999)
-
Banjarbaru resmi dimekarkan dari Kabupaten Banjar dan menjadi “kota administratif” pada 20 April 1999 berdasarkan UU No. 9/1999
-
Pada 27 April 1999, Akhmad Fakhrulli dilantik sebagai pejabat wali kota, menandai awal masa pemerintahan kota penuh
2. Awal Fungsi Urusan Perhubungan
-
Sebelum itu, urusan jalan dan jembatan ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum, namun pengawasan lalu-lintas jalan (LLD) sudah ada sejak tahun 1951
-
Setelah pembentukan kota, kebutuhan akan pengelolaan transportasi lebih kompleks menuntut pembentukan dinas tersendiri: Dinas Perhubungan.
3. Tahun Berdiri Resmi Dinas Perhubungan
-
Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru mulai beroperasi sebagai instansi resmi terpisah sejak awal masa kotamadya—diperkirakan pada tahun 2000 saat struktur pemda disesuaikan.
-
Pengaturan kelembagaan Dinas Perhubungan dijabarkan lebih formal melalui Perwali No. 44/2016 (struktur organisasi, tupoksi) diikuti Perwali No. 59/2017 (unit teknis UPT) , dan terakhir disempurnakan lewat Perwali No. 78/2023
4. Momen-momen Penting & Transformasi
-
Revitalisasi landmark kota: Restaurasi Kincir Angin “Komet” (ikon sejak 1972) yang sempat roboh 2008, lalu dipasang kembali pada 16 Desember 2021 sebagai monumen transportasi
-
Perubahan regulasi internal: Penyesuaian struktur kelembagaan Dinas melalui Perwali 2016, 2017, dan 2023—menunjukkan penguatan kapasitas layanan dan adaptasi pada perkembangan mobilitas.
-
Inovasi & digitalisasi: Akhir-akhir ini, pelayanan seperti ujian KIR, pengelolaan parkir, dan lalu-lintas mulai mengadopsi sistem digital untuk kemudahan masyarakat.
5. Visi & Struktur Terkini
-
Dinas Perhubungan memiliki visi menciptakan sistem transportasi yang “Berkualitas dan Berkarakter” (integritas, empati, profesionalisme)
-
Sebagai pelaksana urusan bidang perhubungan, Dishub bertanggungjawab langsung kepada Walikota melalui Sekda, mengemban tugas pokok sesuai Perwali No. 78/2023 tentang tupoksi dan organisasi
🗓 Garis Waktu Singkat
Tahun Peristiwa Penting
1951 Pembentukan instansi pengawas lalu-lintas (LLD)
1999 Banjarbaru menjadi kota administratif (20 Apr) & Kotamadya (27 Apr)
~2000 Dinas Perhubungan mulai operasional sebagai satuan kerja formal
2016 Perwali No. 44/2016: struktur, tupoksi awal Dishub
2017 Perwali No. 59/2017: pembentukan UPT di dinas
2021 Restorasi ikon kincir angin Komet (16 Des)
2022 Banjarbaru resmi jadi Ibu Kota Kalsel (15 Feb)
2023 Perwali No. 78/2023: penyempurnaan organisasi & tupoksi Dishub
🕰️ Kronologi Penggabungan Dishub & Diskominfo di Banjarbaru
-
Awal 2010-an – Struktur Terpadu
Di pertengahan dekade 2010-an, Pemerintah Kota Banjarbaru menerapkan struktur organisasi di mana urusan transportasi maupun komunikasi informasi digabung dalam satu dinas. Terbukti pada tahun 2014, sempat tercatat sebuah entitas bernama “Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi” yang menangani berbagai kegiatan, mulai dari pengujian kendaraan, pengadaan marka jalan, hingga pengembangan media dan jaringan informasi . -
Kegiatan Faktual (2014)
Berdasarkan dokumen rencana pengadaan daerah, sepanjang tahun 2014 Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Banjarbaru aktif mengelola program di dua sektor:-
Perhubungan, seperti marka jalan, keselamatan lalu lintas, pengujian kendaraan;
-
Kominfo, seperti pendataan layanan telekomunikasi dan pengembangan media massa .
-
-
Pisahnya Kominfo – Tahun 2017+
Struktur kelembagaan nasional dan daerah mulai menekankan pemisahan fungsi komunikasi informasi dari urusan teknis perhubungan. Di Banjarbaru, sekitar tahun 2017–2018, mulai dibentuk Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) sebagai entitas tersendiri. Terlihat dari mulai dirintisnya pembangunan Gedung TIK dan pusat data oleh Diskominfo (November 2018). -
Diskominfo Mandiri
Sejak akhir 2018 hingga awal 2019, Diskominfo Banjarbaru semakin mandiri—dengan perkembangan seperti:-
Resmi memiliki struktur sendiri (dipimpin Kepala Dinas, gedung pusat data, tim CSIRT, pelatihan digital);
-
Menangani urusan e-Government dan Smart City (jaringan intranet, aplikasi publikas SPBE).
-
-
Dishub Kembali Berfokus pada Transportasi
Setelah Diskominfo lepas, Dinas Perhubungan kembali menjalankan tugas di sektor transportasi. Komunikasi informasi tidak lagi jadi bagian Dishub, melainkan ditangani secara eksklusif oleh Diskominfo.
📋 Ringkasan dalam Tabel
TahunPerubahan Kelembagaan
2014 Dinas Perhubungan Komunikasi & Informasi (terintegrasi transportasi dan IT) aktif mengikuti berbagai program
2017–2018 Struktur nasional mendorong pemisahan, Banjarbaru mulai menyiapkan Diskominfo sendiri
Nov 2018 Diskominfo miliki Gedung TIK dan Data Center—tanda pemisahan konkret
2019–2020+ Diskominfo menjadi dinas mandiri; Dishub kembali hanya fokus layanan transportasi
✅ Kesimpulan
Ada fase penting dalam sejarah:
-
2014: Dishub dan Kominfo digabung di bawah satu dinas.
-
2017–2018: Mulai rencana pemisahan dan separatisasi.
-
Tahun 2018 ke atas: Diskominfo beroperasi sendiri, berjalan paralel dengan structure Dishub yang kembali fokus pada transportasi.

The History of Ministry of Transportation
Bentuk awal Kementerian Perhubungan yang saat itu bernama Departemen Perhubungan yang lahir dalam kancah perjuangan adalah gabungan antara Departemen Perhubungan dan Departemen Pekerjaan Umum, yang dipimpin oleh seorang Menteri Abikusno Tjokrosuyoso. Namun hal ini tidak berlangsung lama, karena Departemen Perhubungan dan Departemen Pekerjaan Umum tidak lagi dijabat oleh orang yang sama yang merangkap tugas seperti sebeumnya. Urusan perhubungan dan pekerjaan umum kemudian berada di bawah dua pejabat yang berbeda yaitu Kementerian Perhubungan dipimpin oleh Ir. Abdulkarim dan Kementerian Pekerjaan Umum di bawah pimpinan Ir. Putuhena. Sesuai dengan nama yang disandangnya, Departemen Perhubungan mengurusi masalah perhubungan. Keinginan Belanda untuk berkuasa kembali di Indonesia sangat jelas terlihat ketika mereka melancarkan agresi militernya yang kedua pada tanggal 19 Desember 1948. Dalam agresinya tersebut, Belanda berhasil menguasai Yogyakarta dan menangkap Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta. Dalam kondisi darurat ini, Dinas Telegrap sebagi salah satu Jawatan dalam Departemen Perhubungan berhasil menjalankan tugasnya yang sangat berdampak penting bagi kelangsungan tegaknya Indonesia saat itu. Dinas Telegrap berhasil mengirim berita terakhir ke Bukittinggi yang ditujukan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara dari Presiden Soekarno yang isinya memberi wewenang untuk membentuk suatu pemerintahan darurat. Selanjutnya dibentuklah Kabinet Darurat dengan Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menteri dan Ir. Indratjaja sebagai Menteri Perhubungan dan merangkap sebagai Menteri Kemakmuran. Sejak awal kemerdekaan hingga pengakuan kedaulatan Belanda atas RIS tahun 1949, Departemen Perhubungan memiliki wewenang untuk mengatur perhubungan laut, udara, darat, perkeretaapian serta pos, telegraf, dan telekomunikasi dan masing-masing sektor tersebut diurus oleh jawatan-jawatannya sendiri yang berada di bawah struktur organisasi Departemen Perhubungan.
Titik berat yang menjadi perhatian Departemen Perhubungan pada era 1945-1949 adalah perhubungan darat karena diantara beberapa sektor perhubungan lainya seperti laut maupun udara belum bisa menjadi sarana optimal. Angkatan laut masih terbatas jalur operasinya karena sebagian besar wilayah lautan Indonesia dikuasai oleh tentara sekutu, termasuk Belanda sehingga hubungan interinsuler ada dalam kekuasaan mereka. Perkeretaapian menjadi perhatian utama dalam mengelola perhubungan darat pada masa itu karena jaringan angkutan darat lainnya seperti bus, truk, mobil dapat dikatakan tidak ada karena semuaalat angkut bermotor masih dikuasai Jepang. Pembenahan perkeretaapian sebagai sarana darat utama saat itu bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan sebab tingkat kerusakan kereta api cukup signifikan. Pada masa Demokrasi Liberal ini terjadi perubahan bagi Departemen Perhubungan secara kelembagaan, yaitu dibentuknya Departemen Perhubungan Laut pada masa Kabinet Djuanda. Dengan adanya departemen tersebut, maka urusan laut yang sebelumnya menjadi tanggung jawab Departemen Perhubungan, kini menjadi terpisah dan ditangani secara mandiri oleh Departemen Perhubungan Laut. Dalam rangka menguasai pelayaran secara menyeluruh, diputuskan bahwa sudah tiba waktunya bagi pemerintah untuk mendirikan perusahaan pelayaran. Oleh karena itu pada tahun 1952, Ir. Djuanda selaku Menteri Perhubungan menetapkan berdirinya PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) yang mulai beroperasi dengan 16 buah kapal milik Perpuska dan 45 kapal yang baru dibeli.
Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 153 tanggal 10Juli 1959, Soekarno kemudian membentuk kabinet baru yang dikenal dengan sebutan Kabinet Kerja I. Dalam Kabinet Kerja I ini terjadi perubahan dalam struktur pemerintahan negara. Istilah Departemen Perhubungan tidak lagi digunakan dan sebagai gantinya dikenal dengan sebutan Kementrian Distribusi dengan J. Leimena menjabat sebagai Menterinya. Perubahan yang cukup signifikan bagi Departemen Perhubungan terjadi pada masa pemerintahan Demokrasi Terpimpin ini. Pada era ini, urusan perhubungan laut, udara, dan darat serta komunikasi tidak lagi berada secara keseluruhan di bawah wewenang Departemen Perhubungan, tetapi terpecah-pecah ke dalam beberapa Departemen yang baru terbentuk pada era tersebut. Nama Departemen Perhubungan dalam Kabinet Kerja I tidak lagi ada tetapi diganti dengan istilah Bidang Distribusi yang menangani perhubungan laut, perhubungan darat, pos, dan telekomunikasi, perhubungan udara serta perdagangan. Sedangkan pada Kabinet Kerja II, urusan perhubungan berada di bawah bidang Distribusi yang terdiri dari Departemen Perhubungan Darat, Pos dan Telekomunikasi, Departemen Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan Udara, dan Departemen Perdagangan. Dalam Kabinet Kerja IV, istilah Bidang Distribusi diganti dengan Kompartemen Distribusi yang antara lain terdiri dari Departemen Perhubungan Darat, Pos dan Telekomunikasi, Departemen Perhubungan Laut dan Departemen Perhubungan Udara. Sedangkan pada masa Kabinet Dwikora, perhubungan laut tidak lagi masuk dalam Kompartemen Distribusi tetapi dibentuk kompartemen sendiri yaitu Kompartemen Maritim yang meliputi Departemen Perhubungan Laut, Departemen Perikanan dan Pengolahan Produksi Hasil Laut, serta Departemen Industri Maritim. Perubahan terjadi lagi dalam Kabinet Dwikora yang Disempurnakan I, yaitu terpisahnya urusan pos dan telekomunikasi dengan perhubungan darat. Dalma kabinet ini dibentuk Departemen baru yaitu Departemen Pos dan Telekomunikasi dibawah Kompartemen Distribusi. Selanjutnya dalam susunan Kabinet Dwikora yang disempurnakan II kembali terjadi lagi perubahan. Urusan-urusan perhubungan yang sebelumnya didistribusikan dalam beberapa departemen, kini disatukan kembali dalam Departemen Perhubungan. Dalam masa awal Orde Baru Struktur Organisasi Departemen Perhubungan dalam Kabinet Pembangunan I, II, dan III adalah meliputi Menteri Perhubungan, Sekertaris Jenderal Departemen Perhubungan, Inspektorat Jenderal Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Direktorat Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Lembaga Metereologi dan Geofisika berada di bawah Direktorat Perhubungan Udara sampai dengan tahun 1972 karena pada tahun 1973 dipindahkan dari Direktorat Perhubungan Udara ke departemen Perhubungan. Penataan demi penataan yang dilakukan dalam Departemen Perhubungan dengan menyesuaikan struktur dan citranya, sehingga menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi bangsa dan negara. Konsolidasi yang dilakukan sejak tahun 1945 hingga sekarang menghasilkan sebuah Departemen yang besar.